Halaman

Jumat, 17 Februari 2012

Gagasan


Membangun Komunikasi Politik yang Efektif
Kejadian anarkistis yang belakangan ini kerap terjadi, seperti insiden pembakaran kantor Bupati di Bima, sempat menyedot perhatian kita. Ini adalah indikasi akan lambannya para birokrat dalam merespon dan mengantisipasi dinamika sosial masyarakat. Pembakaran ini hanyalah satu diantara banyak kasus konflik di sejumlah tempat terkait kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat. Salah satu alasan mengapa hal ini terjadi adalah adanya krisis komunikasi yang efektif antara birokrat dan rakyat. Padahal, komunikasi yang bijak, efektif, cepat dan tepat adalah kebutuhan yang sangat mendesak dalam membangun demokrasi yang partisipatoris.
            Di era reformasi dengan representasi rentan marah dalam menyampaikan aspirasi ini mengharuskan komunikasi antara rakyat dan para birokrat cepat diselenggarakan, sebab –sekali lagi- ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak. Penentuan  kebijakan yang dilakukan sepihak an sich tanpa intervensi suara rakyat  tentu akan menyulut api kemarahan yang belakangan akan berujung pada sengketa dan tindakan anarkisme rakyat. Pengunjuk rasa di Cikarang, pengunjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, pengunjuk rasa di Bima dan di sejumlah tempat adalah beberapa contohnya.
            Persolaan negara semestinya diselesaikan bersama dengan cara melakukan komunikasi secara kontinuitas antar komponen. Jangan biarkan rakyat menyelesaikan sendiri persoalannya atau membiarkan persoalan selesai dengan sendirinya. Hal yang terkait dengan kesejahteraan rakyat adalah tanggung jawab bersama.



No. Hp: 087850022277



Tidak ada komentar:

Posting Komentar